Postingan kali ini bertujuan pure untuk curhat, dan kenang-kenangan untuk dibaca di masa yang akan datang.. karena isi otak saya yang akhir-akhir penuh dengan banyak hal.. Yang bikin mikir banyak dan belajar banyak..
Saya ini suka banget sama segala hal yang berbau make up atau pakaian, rasanya selalu seneng aja kalo tau ada lipstick warna baru yang cocok buat kulit saya, seneng kalo baca beauty blog, seneng juga nyobain make up ke muka sendiri atau ke muka temen-temen, seneng juga kalo ada yang minta tolong buat make up-in, kayak puas aja gitu rasanya :D hobi ini disalurkan melalui beberapa kepanitiaan semester lalu.. Saya coba jadi ketua divisi kostum untuk wisuda april himpunan saya, tugasnya buat saya menyenangkan, mencari kain, membuat model kostum yang sesuai dengan tema wisuda himpunan (kemarin itu native america), ke tukang jahit dan merias anak perform, saya merasa kerjaan saya itu bisa diselesaikan dengan lumayan baik.. himpunan saya meraih peringkat 4 :D saya puas dan senang melihat teman2 saya foto2 dengan make up dan kostum yang saya (dan teman2 divisi kostum) rancang. Hobi ini membuat saya tetap di divisi kostum pada acara wisuda selanjutnya yaitu wisuda juli, masih dengan jobdesk yang sama namun saya hanya sebagai staff, bukan lagi ketua divisi, wisuda ini temanya berbeda dari wisuda sebelumnya yaitu Minang, rasanya masih tetap sama, saya senang merias teman-teman dan kemudian melihat hasilnya yang lumayan.. Intinya hal-hal semacam bermake up atau melihat2 (sambil menghabiskan uang) baju itu semacam 'pelarian' saya dari kuliah teknik yang.. ya begitulah..
Pernah menjadi bendahara untuk angkatan saya membuat saya tertarik menerima tawaran menjadi bendahara eksternal OSKM ITB 2014, awalnya saya ragu untuk mengambil tawaran tersebut, pertama karena acara OSKM adalah acara akbar tahunan di ITB, dan kedua saya takut tidak sanggup mengatur flow keuangan dengan jumlah uang yang besar, walaupun akhirnya saya meng-iya-kan tawaran tersebut, alhasil saya mulai ikut TFT panitia sejak bulan mei, berkenalan dengan teman2 jurusan dan angkatan lain, juga belajar menggunakan excel dengan lebih baik, dan berusaha lebih telaten menyimpan nota2 serta kwitansi.. sampai tugas terberat yang saya jalani adalah (sebenarnya sepele) yaitu mengumpulkan uang kaos panitia, namun jumlah uangnya yang mencapai jutaan serta sulitnya menagih uang membuat saya kadang merasa berfikir lagi.. buat apa saya mengambil tawaran jadi bendahara ini?
Sebuah tawaran lagi datang di bulan juni, yaitu menjadi ketua divisi perizinan ospek jurusan himpunan, yang ini saya lebih ragu lagi karena saya sama sekali buta dengan birokrasi kampus, saya enggak tau gimana caranya meminjam tempat di kampus, gimana minta izin mengadakan acara, saya sama sekali enggak ngerti hal-hal kayak gitu, dan ini juga merupakan program kerja besar himpunan saya, namun karena satu dan lain hal terutama saya mau mencoba sesuatu yang out of the box akhirnya saya ambil tawaran ini, sebuah kerja yang sedang saya jalani saat ini, dan paling menyita (liburan) masa muda saya, tidak usah dijelaskan kenapa bisa begitu.. intinya saya sempat stress karena hal ini..
Beberapa hari lalu saya mengalami sakit kepala sekaligus menangis karena saya sudah harus bekerja sebagai kadiv perizinan sedangkan kerjaan saya di OSKM belum berakhir, double job di dua acara besar, saya yang basically memang super panikan dan perfeksionis betul2 kecewa kenapa kadang hal tidak berjalan sesuai mau saya? Kenapa harus begini? Saya juga sedih karena waktu liburan saya menjadi tersita, bahkan kadang tetap ada chat masuk yang isinya reminder saya tentang kerjaan saya tersebut
Beberapa hal yang saya sadari saat ini, saya tidak pernah menyesal dengan apa yang saya jalani saat ini, apa yang saya pernah ambil yang mungkin orang2 melihat saya sangat tersiksa, sedih, atau apa itu, karena saya benar2 belajar banyak hal, terutama pertama saya belajar untuk mengubah sifat2 buruk saya terutama rasa panik saya, saya belajar lebih santai dan tidak terlalu mengambil pusing hal-hal yang tidak bisa berjalan sesuai keinginan saya walaupun saya telah mengusahakannya, kedua saya belajar dari banyak orang hebat di kampus ini caranya untuk bersikap dan didengar, hal yang sulit bagi saya. ketiga saya belajar agar mudah berbaur dengan orang baru, karena saya bertemu banyak orang baru dan dipaksa harus berbaur secepatnya. keempat saya bisa kenal dengan teman2 dari banyak jurusan dan angkatan.
Tips (ngasal dan rendah) saya saat akan menghadapi sesuatu yang memberatkan di sebuah kepanitiaan kampus:
1. Ambil aja jabatan yang ditawarkan ke kamu, karena tawaran itu gak datang dua kali dan banyak pelajaran yang bisa kamu dapat darisana
2. Saat mengalami masa2 berat, take a deep breath dan ingat kamu gak sendirian, kamu bekerja dalam satu tim, minta bantuan terutama ke kakak tingkat yang lebih mengerti
3. Jalani dan nikmati, toh masa2 sulit itu akan berlalu
4. Ikhlas
5. Punya pacar hehehe :P *it helps a lot* terutama pacar yang mengubah hari abu2mu jadi ceria kembali hehehe
Cheers, curhatan diatas hanyalah catatan biasa seorang mahasiswi tingkat 3 di ITB :)
Je M'Appelle Ery!
Rabu, 20 Agustus 2014
Kamis, 06 Juni 2013
Tentang Target
Target itu menjadi titik fokus hidupnya. Ia berdoa untuknya, Ia bekerja keras untuknya, Ia belajar untuknya. Bahkan Ia tidur dengan mimpi-mimpinya
Setelah satu tahun kuliah di ITB - as you all already know I was accepted by ITB one year ago - sekarang saya bukan lagi anak TPB, sekarang udah mau jadi anak jurusan - sekarang udah makin tua - akhirnya masa masa TPB setahun itu bisa dilalui dengan penuh warna, syukurnya TPB ini bisa ditutup dengan manis, walaupun enggak manis-manis banget. Banyak hal yang saya dapat, malah saya merasa lebih banyak hal yang bukan materi pelajaran yang saya dapatkan, saya belajar bersyukur ketika dapat nilai bagus, belajar menerima ketika nilai saya jelek, belajar berjuang di masa-masa UTS, belajar mengenal banyak karakter orang, belajar banyak bahasa daerah dari teman-teman di kampus, belajar organisasi dari kepanitiaan, masih banyak lagi sebenarnya, intinya saya enggak pernah nyesel kuliah di ITB walaupun menjalani penuh luka dan perjuangan *halah*
Hal yang mau gue ceritain disini adalah hentah kenapa di semester dua ini gue merasa lebih banyak cobaan dan penderitaan hahaha.
Dari sisi akademis
Saya enggak bisa bohong kalau saya merasa menderita di semester dua kemarin, padahal saya (merasa agak) lebih rajin belajar daripada semester satu, terutama dalam memperbaiki nilai kalkulus saya yang hancur di semester satu, apalagi bobot kalkulus itu 4 SKS, artinya dia mmeberi andil banyak buat nasib IP saya, saya banyak tanya ke orang-orang yang dapat A di kalkulus, kemudian menerapkannya ke cara belajar saya, waktu UTS 1 saya merasa bisa, jauh lebih bisa daripada UTS saya di semester satu. Nyatanya ketika nilai dibagikan. Worse. Parah banget. Mengerikan. Dan mengejarnya di UTS 2 adalah hal yang jadi beban lebih buat saya, intinya udah hopeless banget.
Kimia, entah kenapa padahal di semester 1, ini adalah pelajaran kesukaan saya, di semester 2, tepatnya di UTS 1 juga, ketika nilai UTS dibagikan, lagi-lagi worse, nilai terburuk saya untuk pelajaran kimia di ITB. Tambah hopeless? Iya. Banget.
Fisika, entah kenapa tugas RBL saya banyak bermasalah, senter kocok yang dibuat kelompok kami, bisa dibilang agak gagal, karena pada awalnya gagal menyala, kurang rapi, kurang tepat waktu, dan lain-lain. Tambah depresi? Banget.
PRI, entahlah buat pelajaran yang satu ini, tugas besarnya memang menyenangkan, tapi ada satu dan lain hal yang membuat saya banyak memetik pelajaran tentang sifat masing-masing orang, dan belajar gimana menghadapinya.
Intinya menjelang UTS 2 dan pengumuman ujian re-evaluasi saya stress, di pikiran saya adalah, saya takut mengulang TPB, bukan masalah malu atau apa, saya malas belajar lagi pelajaran TPB itu. Saya juga mulai memikirkan IP saya, apa jadinya kalau IP saya tidak cukup untuk kelulusan TPB?
Saya banyak merepotkan teman-teman saya dan orangtua saya, enggak berhenti mengeluh juga. Pokoknya rasanya saat itu, makan tidur enggak tenang, perasaan deg-degan sepanjang hari.
Sampai akhirnya pengumuman IP...
Alhamdulillah hal yang saya takutkan enggak kejadian, IP saya meningkat, walaupun enggak banyak meningkat, tapi saya sangat bersyukur, saya lulus TPB. satu hal yang saya ingat saat ini, waktu saya stress saya banyak mendukung dan didukung teman-teman (yang sama-sama pusing), dan orangtua. Banyak berdoa. Dan satu lagi, saya menulis di meja belajar saya, tentang target saya di sisa TPB ini, karena saya percaya Tuhan pasti akan memeluk mimpi saya, saat ini saya sedang menulis ini sambil liburan (dan diklat calon panitia OSKM), dan masa-masa mengerikan itu bisa saya lewati.
Jika anak muda punya target yang hebat dan baik, bagaimana mungkin Tuhan tega tak menurunkan bantuan-Nya? Jangan pernah takut menarget hal yang muluk. Karena pertolongan Tuhan pasti akan hadir.
Selamat menetapkan target! Selamat liburan teman-teman!
Langganan:
Postingan (Atom)